Pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) terus memanas. Terbaru, calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, menyebut rivalnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, akan memicu perang dunia ketiga (PD3).
Ini dikatakannya kala nerbicara menjelang pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akhir pekan lalu. Trump berjanji bahwa perang Israel dengan milisi Palestina Hamas akan berhasil dan sangat cepat jika ia kembali ke Gedung Putih namun sebaliknya bila rivalnya yang menang.
Trump bahkan menyebut akan ada perang besar yang dapat dihadapi oleh Israel di wilayah Timur Tengah. Ia bahkan menuturkan amplitudo perang tersebut layaknya PD3.
“Jika tidak, Anda akan berakhir dengan perang besar di Timur Tengah. Dan mungkin PD3,” ujarnya dikutip Russia Today, dikutip Senin (29/7/2024).
“Anda lebih dekat dengan PD3 saat ini daripada sebelumnya sejak Perang Dunia Kedua. Kita tidak pernah sedekat ini karena kita memiliki orang-orang yang tidak kompeten yang menjalankan negara ini,” katanya.
Trump telah melontarkan tuduhan serupa kepada Biden dan Harris sejak konflik Ukraina dimulai pada tahun 2022. Mantan presiden tersebut telah mengklaim bahwa konflik tersebut tidak akan pernah dimulai jika ia berkuasa.
Pertemuan Trump dan Netanyahu terjadi setelah Kepala Pemerintahan Israel itu bertemu dengan Harris dan Biden. Dalam pertemuan itu, Harris mengatakan bahwa dirinya menyampaikan kepada PM itu kekhawatiran serius tentang skala penderitaan manusia di Gaza, termasuk kematian banyaknya warga sipil yang tidak bersalah.
Komentar Harris dilaporkan membuat Netanyahu marah. Seorang ajudan pemimpin Israel mengatakan kepada Axios bahwa sebenarnya Harris tidak begitu kritis selama pertemuan tersebut.
Trump adalah sekutu setia Netanyahu selama masa jabatannya di Gedung Putih. Trump menjatuhkan sanksi terhadap Iran atas permintaan Netanyahu, memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel ke Yerusalem Barat, dan menjadi perantara Perjanjian Abraham, yang membuat Israel menormalisasi hubungan dengan sejumlah Negara Arab.
Namun, hubungan ini memburuk setelah Netanyahu memberi selamat kepada Biden atas kemenangan elektoralnya atas Trump pada tahun 2020.
“Saya belum berbicara dengan (Netanyahu) sejak itu. Persetan dengan dia,” kata Trump kepada jurnalis Israel Barak Ravid akhir tahun 2020.