
Pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dinilai dapat mengoptimalkan penerapan Individual Development Plan (IDP) dalam pengembangan pegawai di perusahaan.
Founder & Managing Director Tjitra Consulting Dr. Phil Hora Widjaja Tjitra mengatakan AI mampu membantu perusahaan merancang IDP yang lebih personal, relevan, serta berdampak langsung terhadap peningkatan kompetensi pegawai.
“AI bisa menyiapkan jalur belajar yang tepat untuk calon pemimpin agar pengembangannya lebih terarah,” katanya dalam Sharing Session FHCI Connect Expert Series 2 di Plaza Pupuk Kaltim, Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, AI dapat diterapkan dalam berbagai program pengembangan, seperti kepemimpinan, mentoring, pembelajaran daring, peer coaching, hingga manajemen kinerja.
Dalam program kepemimpinan, lanjutnya, AI digunakan untuk merancang jalur pembelajaran sesuai kebutuhan kompetensi calon pemimpin. Pada mentoring, AI membantu menyesuaikan jalur belajar tiap pegawai agar interaksi dengan mentor lebih efektif.
Selain itu, AI juga dapat merekomendasikan materi daring yang relevan, memperkuat peer coaching dengan referensi yang memudahkan proses belajar bersama, serta mendukung manajemen kinerja dengan menilai capaian sekaligus memetakan area pengembangan pegawai.
Meski begitu, Dr. Phil Hora mengingatkan pemanfaatan AI perlu disertai kesadaran penuh atas potensi dan keterbatasannya.
“AI punya dua sisi. Karena itu, kita tetap harus menjaga pola pikir kritis, memahami keterbatasannya, dan bertanggung jawab dalam penggunaannya,” ujarnya.
Sementara itu, SVP HC Information and Technology PT Danantara Asset Management (Persero) Jemmy Maruto menilai ada tiga fase yang perlu dipersiapkan agar Indonesia siap menghadapi Revolusi Industri 5.0.
“Fase pertama adalah foundation, yaitu mempersiapkan data yang baik dengan kualitas yang andal. Fase kedua adalah adopsi AI, dan fase terakhir bagaimana kita bisa menyatukan human intelligence dan artificial intelligence,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur SDM dan Umum PT Pupuk Indonesia (Persero) Tina T. Kemala Intan menjelaskan penerapan IDP diarahkan untuk mendorong peningkatan kompetensi pegawai sesuai kondisi kinerja masing-masing.
“Kita akan mengarahkan yang kinerjanya sudah bagus tetapi kompetensinya belum lengkap, ini yang harus didorong agar meningkat. Sebaliknya, kalau pegawai memiliki kompetensi banyak tapi kinerjanya masih emerging, biasanya perlu diberikan konseling. Ada juga yang kompetensinya sudah lengkap tetapi kinerjanya biasa saja, maka perlu didorong melalui IDP,” ujarnya.
Tina menambahkan, di Pupuk Indonesia IDP dibagi dalam tiga aspek utama, yakni leadership competency, behavior competency, dan technical competency.
“Kami sudah memiliki kamus kompetensi yang digunakan untuk seluruh grup Pupuk Indonesia. Saat ini ada 56 kompetensi teknis yang ditetapkan,” katanya.