AS Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh, Rusia-Trump Respons Begini

lustrasi bendera Rusia - Amerika Serikat. AP/

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Minggu (17/11/2024) untuk pertama kalinya mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh yang dipasok Washington ke Ukraina untuk menyerang di dalam Rusia. Hal ini memancing respons keras dari pihak Rusia dan juga kubu presiden terpilih Donald Trump.

Pemberian izin ini terjadi saat Rusia telah meluncurkan total 120 rudal dan 90 pesawat nirawak dalam serangan skala besar di seluruh Ukraina. Moskow mengerahkan berbagai jenis pesawat nirawak dikerahkan, termasuk Shahed buatan Iran, serta rudal jelajah, balistik, dan rudal balistik yang diluncurkan pesawat.

Adapun pertahanan Ukraina menembak jatuh 144 dari total 210 target udara..

Anggota parlemen Rusia Maria Butina mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden mempertaruhkan Perang Dunia 3 jika mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang Rusia.

“Orang-orang ini, pemerintahan Biden, sedang mencoba meningkatkan situasi semaksimal mungkin selagi mereka masih berkuasa dan masih menjabat,” kata Butina kepada Reuters.

“Saya sangat berharap (Donald) Trump akan mengatasi keputusan ini jika ini telah dibuat karena mereka benar-benar mempertaruhkan dimulainya Perang Dunia 3 yang tidak menguntungkan siapa pun.”

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa persetujuan Barat untuk langkah tersebut akan berarti adanya ‘keterlibatan langsung’ negara-negara NATO dan dalam perang di Ukraina.

Ini karena infrastruktur dan personel militer NATO harus terlibat dalam penargetan dan penembakan rudal.

Manuver Biden juga mengundang reaksi dari kubu AS terpilih Donald Trump. Putra sulung Trump, Donald Trump Jr., juga mengatakan bahwa manuver itu bisa mengundang Perang Dunia 3 dan kejadian itu telah direstui oleh sejumlah produsen alat-alat pertahanan.

“Kompleks Industri Militer tampaknya ingin memastikan mereka memulai Perang Dunia 3 sebelum ayah saya memiliki kesempatan untuk menciptakan perdamaian dan menyelamatkan nyawa,” tulisnya di X pada hari Minggu.

Dalam laporan Associated Press, manuver ini kemungkinan akan digunakan sebagai respons atas keputusan Korea Utara (Korut) yang mengirim ribuan pasukan demi mendukung Rusia di wilayah Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan militer selama musim panas.

Secara teknis, rudal yang diizinkan untuk dipakai menyerang Rusia adalah Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat, atau ATACMS. Rudal ini dapat menempuh jarak sekitar 190 mil.

Menurut NPR News, penggunaannya akan memungkinkan pasukan Ukraina untuk menyerang gudang senjata, pusat logistik, dan lapangan udara Rusia, yang dapat membantu menghentikan pasukan Rusia maju ke medan perang dan menyerang kota-kota Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun merespon hal ini dengan baik. Menurutnya, rudal ini akan mampu memberikan tekanan baru kepada Rusia untuk segera menarik pasukannya dari Ukraina.

“Hari ini, banyak yang dikatakan di media tentang kami yang menerima izin untuk tindakan yang relevan. Namun, serangan tidak dilakukan dengan kata-kata Zelensky dalam pidato video malam harinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*