Merger jadi cara Indosat Ooredoo Hutchison untuk mendapatkan posisi terbaik dalam kompetisi di industri telekomunikasi Indonesia. Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Vikram Sinha mengatakan penyatuan Indosat dan Tri Indonesia memberikan banyak dampak positif.
Mengacu pada laporan keuangan terkini hingga paruh pertama tahun ini. ISAT berhasil mencetak laba Rp2,73 triliun. Capaian ini meroket 43,4% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,90 triliun.
Laba yang positif ini terutama didorong penjualan yang naik 13,4% yoy menjadi Rp27,97 triliun, serta efisiensi dari sisi beban keuangan dan bunga, masing-masing bisa ditekan 8,3% dan 7,5%.
Selain itu, ISAT mendapatkan keuntungan dari selisih kurs sebesar Rp23 miliar, ini berbanding terbalik dibandingkan paruh pertama tahun lalu yang menderita kerugian kurs senilai Rp102 miliar.
“Jadi apa yang dilakukan merger bagi kami adalah memberikan skala. Kami telah mencapai 100 juta pelanggan, skala itu membantu kami dalam banyak hal seperti efisiensi energi dan produktivitas,” jelas Vikram, dalam Profit CNBC Indonesia, Kamis (10/10/2024).
Sekarang, dia mengklaim perusahaannya memiliki posisi yang cukup baik. Tugas IOH adalah untuk berfokus untuk memastikan dua hal.
Salah satunya adalah memberikan nilai lebih pada para pengguna Dengan begitu ARPU Indosat bisa naik.
Vikram menyoroti soal penggunaan data bagi masyarakat yang membeli data internet dengan harga lebih rendah dari pembelian barang lain. Misalnya membeli paket internet Rp 45 ribu berbanding dengan konsumsi kopi senilai Rp 65 ribu.
Dia mencontohkan pengguna seperti driver ojek online. Mereka menggunakan data internet sebagai kebutuhan utama.
“Jadi kami ingin memberikan nilai pada mereka, dan itu akan meningkatkan ARPU,” ucapnya.
Indosat juga ingin berinvestasi pada jaringan. Penggelaran jaringan bukan hanya untuk kota tier 1, tetapi ke semua wilayah dan khususnya pada daerah perdesaan di Indonesia.
Selain itu, adalah berfokus untuk membantu menyehatkan industri. Karena pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan PDB Indonesia.
“Saya mencoba untuk menyoroti pesan utama tentang betapa pentingnya kesehatan industri. Kami ingin menjadi pemain yang sangat konstruktif dalam membantu industri ini untuk bertumbuh,” kata Vikram.