
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memperkuat layanan kesehatan dengan menerapkan sistem skrining untuk mendeteksi dini gejala penyakit demam berdarah dengue (DBD).
“Sistem skrining dilakukan secara menyeluruh di setiap fasilitas kesehatan, karena dinilai efektif dalam mendeteksi gejala DBD,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah Zaitun di Koba, Rabu.
Ia menjelaskan, penerapan skrining memudahkan tenaga kesehatan dalam mengantisipasi sekaligus menangani pasien yang terindikasi menderita DBD.
Skrining proses pemeriksaan atau penapisan awal untuk mendeteksi secara dini adanya tanda, gejala, atau faktor risiko suatu penyakit pada seseorang, meskipun orang tersebut mungkin belum merasakan keluhan apapun.
“Dengan begitu, risiko terburuk yaitu kematian akibat DBD dapat dicegah karena pasien segera mendapatkan penanganan,” ujarnya.
Menurut dia, selama ini kasus kematian pasien DBD sebagian besar terjadi karena keterlambatan penanganan medis.
“Melalui skrining, pasien yang menunjukkan gejala DBD langsung mendapat tindakan medis sehingga peluang sembuh lebih besar,” katanya.
Zaitun menyebutkan, hingga Juli 2025 tercatat sebanyak 200 kasus DBD di Bangka Tengah, meningkat signifikan dibandingkan 2024 yang hanya mencatat 100 kasus sepanjang tahun.
“Lonjakan angka kasus bukan disebabkan kesalahan penanganan medis atau rendahnya perilaku hidup bersih masyarakat, tetapi karena skrining yang dilakukan secara masif sehingga kasus lebih cepat terdeteksi,” ujarnya.