Gempa Megathrust Sudah Guncang RI, BMKG Beberkan Lokasinya

Peta Megathrust Ancam RI. (Dok. BMKG)
Foto: Peta Megathrust Ancam RI. (Dok. BMKG)

Beberapa saat lalu, gempa mengguncan Gunungkidul, tepatnya pada Senin (26/8). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan gempa yang terjadi berkaitan dengan fenomena megathrust yang ramai dibahas akhir-akhir ini. 

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antarlempeng (megathrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust),” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi.

Deformasi sendiri diartikan sebagai terjadinya perubahan dalam istilah geologi. Mengutip situs opengeology, saat batuan diberi tekanan, tegangan akan elastis, daktail atau getas.

Daryono juga mengonfirmasi gempa tersebut termasuk gempa megathrust. Lempeng Bumi di zona megathrust Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa bergerak mengakibatkan gempa.

“Namun kecil,” tambah Daryono, melansir detikcom.

Meski begitu, Daryono mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu juga menghindari bangunan retak atau rusak karena gempa tersebut.

“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” kata Daryono.

Gempa Gunungkidul terjadi pada pukul 19:57:42 WIB. Bukan hanya Yogyakarta, gempa juga dirasakan hingga Madiun dan Cilacap.

Dari analisa BMKG, episenter gempa terletak pada koordinat 8,85° LS ; 110,17° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 107 km arah Barat Daya Gunungkidul pada kedalaman 42 km. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Daftar 13 Megathrust yang Mengepung Indonesia

Sebelumnya, Daryono mengatakan megathrust yang perlu diwaspadai di Indonesia adalah Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Suberut (M8,9).

“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” kata dia dalam keterangan resmi beberapa saat lalu.

Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, BMKG sudah menyiapkan sistem monitoring, processing, dan diseminasi informasi gempa dan peringatan dini tsunami yang makin cepat dan akurat.

Terlepas dari itu masyarakat tetap harus waspada dan mengetahui informasi soal 13 segmen megathrust yang mengepung Indonesia. Berikut daftarnya, mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017:

  • Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9
  • Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4
  • Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7
  • Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7
  • Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7
  • Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5
  • Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2
  • Megathrust Nias-Simelue denga potensi gempa M8,7
  • Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8
  • Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9
  • Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5
  • Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2
  • Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*