Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung volatil pada awal perdagangan sesi I Rabu (23/10/2024),di tengah banyaknya kabar kurang menggembirakan dari global pada hari ini.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik tipis 0,02% ke posisi 7.790,28. Selang empat menit setelah sesi I dibuka, IHSG turun tipis 0,08% ke 7.783,06. Kemudian selang 12 menit kemudian, IHSG kembali ke zona hijau yakni naik 0,14% ke 7.800,1.
IHSG pun berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.800 pada awal sesi I hari ini. Namun, tampaknya IHSG masih rawan untuk bertahan di level 7.800-an.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,7 triliun dengan volume transaksi mencapai 3,8 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 163.919 kali.
IHSG yang cenderung volatil di awal sesi I hari ini terjadi di tengah adanya kabar kurang menggembirakan dari global.
Sebelumnya, laporan World Economic Outlook Oktober 2024 dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menunjukkan jika ekonomi dunia masih diliputi ketidakpastian meskipun inflasi sudah jauh melandai.
IMF tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi global di angka 3,2% untuk 2024 dan 2025. Tingkat inflasi secara global diperkirakan mencapai 3,5% pada akhir 2025.
“Pertumbuhan ekonomi (dunia) diproyeksikan tetap stabil di 3,2% pada 2024 dan 2025. Namun, di beberapa negara, terutama negara berkembang berpendapatan rendah, telah mengalami revisi pertumbuhan yang cukup besar, yang sering kali disebabkan oleh eskalasi konflik,” demikian tulis laporan tersebut.
Tak hanya IMF saja, Bank Dunia (World Bank) juga tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,0% untuk tahun ini dan 5,1%. IMF bahkan masih mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia untuk 2029 di angka 5,1%. Artinya, hingga pemerintahan Prabowo berakhir, ekonomi Indoneisa hanya tumbuh di kisaran 5%.
Sementara itu, IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tahun 2024 naik menjadi 2,8% terutama karena konsumsi yang lebih kuat dari perkiraan yang didorong oleh kenaikan upah dan harga aset.
Pemberi pinjaman global tersebut juga menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi AS tahun 2025 menjadi 2,2%, sehingga sedikit menunda kembalinya tren pertumbuhan.
Selain itu, indeks dolar AS juga kembali perkasa setelah terbang ke 104,075 pada perdagangan Selasa kemarin. Indeks terbang ke level tertinggi sejak awal Agustus 2024. Sementara itu, imbal hasil (yield) US Treasury tenor 10 tahun juga melesat ke 4,18% atau tertinggi sejak akhir Juli 2024.
Lonjakan indeks dolar dan yield US Treasury ini bisa berdampak negatif ke IHSG. Tingginya yield US Treasury bisa menarik kembali dana asing yang ada di Indonesia kembali ke pasar AS. Kenaikan indeks dolar AS juga mencerminkan jika dolar AS tengah diburu sehingga mata uang lain melemah.
Meski begitu, pasar di dalam negeri masih menanti realisasi program-program kerja pemerintahan baru Era Prabowo-Gibran.
Diketahui ada 48 menteri, 6 pejabat negara setingkat menteri dan 56 wakil menteri dan lembaga yang dilantik Prabowo dari Senin awal pekan ini. Ditambah pada Selasa kemarin, Prabowo juga melantik beberapa utusan khusus dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Hal ini makin mempercepat direalisasikannya program 100 hari kerja Prabowo, yang dapat menjadi sentimen positif bagi beberapa sektor yang terdampak dari program-program tersebut.