Industri Kosmetik Lokal Ungkap Tantangan Hadapi Gempuran Impor China

Solihin dalam acara diskusi interaktif
Foto: Solihin dalam acara diskusi interaktif “Beauty Journey” dengan tema Banjir Produk China, Brand Lokal Harus Apa? Pada Selasa, 27 Agustus 2024. (CNBC Indonesia TV)

Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetik Indonesia, Solihin Sofian mengungkapkan industri kosmetik Indonesia semakin ‘glowing’ dan tumbuh pesat. Sayangnya pertumbuhan ini dibayangi oleh serbuan impor produk China yang legal dan ilegal yang membanjiri pasar.

Apalagi dengan dengan penggunaan media sosial yang ikut mempengaruhi pola pembelian kosmetika, produk China pun semakin dikenal oleh pasar.

“Kita tidak bisa membendung, harus bisa bersaing. Produk China ini menjadi fenomena yang masuk ke Indonesia ada legal dan ilegal,” kata Solihin dalam CNBC Indonesia Beauty Journey Special, Selasa (27/8/2024).

Bagi produk China legal yang masuk ke Indonesia, menurutnya mereka memiliki daya jual yang menarik karena harganya murah. Akibatnya, banyak konsumen yang mengincar produk dari China tersebut dan dikhawatirkan akan memukul industri lokal yang tidak siap.

“Ini akan memukul industri yang ada dan yang belum siap,” kata dia.

Menurutnya yang berbahaya adalah impor ilegal yang memukul pasar Indonesia dan juga investasi yang sudah dilakukan pelaku industri kosmetika lokal.

Sementara itu, Founder CORE Indonesia Hendri Saparini mengungkapkan industri kosmetik sama seperti industri yang harusnya memiliki competitiveness untuk menguasai pasar. Namun sayangnya karena tidak ada kebijakan yang cukup komprehensif sehingga tidak bisa menjadikannya industri andalan.

Menurutnya sama seperti tekstil, industri kosmetik pun menghadapi gempuran dari impor karena tidak ada barier yang dipasang.

“Kita tidak memiliki upaya-upaya barier. memang betul sekarang sudah FTA, tetapi negara-negara lain memiliki cara untuk menyiasati agar produk domestik tetap menjadi pemenang,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*