Joe Biden Buka Suara Usai Israel Bunuh Bos Hizbullah Hassan Nasrallah

Presiden Joe Biden memberikan ciuman selama Konvensi Nasional Demokrat, Senin, 19 Agustus 2024, di Chicago. (AP Photo/Brynn Anderson)

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menanggapi serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada Sabtu (28/9) waktu setempat.

Biden mula-mula mengatakan AS tak mengetahui soal rencana pembunuhan atau berpartisipasi dalam serangan Israel di Beirut.

“Kami akan mengumpulkan informasi lebih lanjut,” kata Biden kepada sekelompok wartawan dalam sesi doorstop yang beredar, dikutip dari SkyNews, Minggu (29/9/2024).

Seorang wartawan menyoroti lebih lanjut soal sikap Biden yang mendukung upaya Israel untuk melakukan upaya pertahanan terhadap serangan musuh. Lantas, wartawan tersebut bertanya apakah Biden mendukung pembunuhan yang dilakukan Israel ke Nasrallah dengan dalih membela diri.

Biden lagi-lagi menjawab, “kami harus mengetahui detilnya. Saya belum bisa menanggapi pertanyaan itu,” kata dia, sembari meninggalkan kerumunan wartawan.

Dalam pernyataan resminya yang dikeluarkan Gedung Putih, Biden mengatakan pembunuhan Israel terhadap Nasrallah adalah ‘tuntutan keadilan’ atas banyaknya korban Israel yang berjatuhan di bawah kepemimpinan Nasrallah.

“Hassan Nasrallah dan kelompok teroris yang dipimpinnya, Hizbullah, bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan warga Amerika selama empat dekade pemerintahan teror. Kematiannya akibat serangan udara Israel adalah ukuran keadilan bagi banyak korbannya, termasuk ribuan warga Amerika, Israel, dan warga sipil Lebanon,” kata Biden.

Biden juga memerintahkan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin untuk meningkatkan pasukan militer AS di Timur Tengah dalam menanggulangi regresi dan mengurangi risiko perang yang meluas. 

Lebih lanjut, Biden mengatakan sudah waktunya untuk melakukan gencatan senjata untuk mereda konflik di Gaza dan Lebanon melalui jalur diplomasi. 

“Sudah waktunya untuk gencatan senjata,” ujar Biden, saat ditanya wartawan di Delaware terkait apakah serangan darat Israel di Lebanon tak bisa dihindari.

Sebagaimana diketahui, Militer Israel mengumumkan bahwa pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara di Beirut, Lebanon bersama dengan beberapa komandan lainnya.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu pagi waktu setempat, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim bahwa Nasrallah tewas bersama Ali Karki, Komandan Front Selatan Hizbullah, selama operasi tersebut.

Beberapa saat setelah pengumuman Israel, Hizbullah mengkonfirmasi bahwa Nasrallah telah meninggal dunia. Mengutip CNN International, Kelompok tersebut mengatakan Nasrallah terbunuh setelah serangan udara Zionis yang berbahaya di pinggiran selatan.

Militer Israel terus menargetkan berbagai lokasi di Beirut, dengan klaim menyerang fasilitas penyimpanan rudal yang digunakan oleh Hizbullah. Laporan dari tim CNN di daerah tersebut mencatat terdapat ledakan besar bergema di ibu kota Lebanon.

Angkatan Udara Israel melakukan serangan yang ditargetkan pada markas besar organisasi Hizbullah, yang terletak di bawah tanah di bawah bangunan tempat tinggal di daerah Dahieh, Beirut.

IDF menyatakan bahwa serangan tersebut berlangsung saat pimpinan senior Hizbullah mengoordinasikan kegiatan teroris terhadap warga negara Israel. Hizbullah mulai menembaki Israel utara sehari setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di negara itu.

https://pafisibolga.info/
https://pafipadangsidimpuan.info/
https://pafiprabumulih.info/
https://pafilubuklinggau.info/
https://heylink.me/cucu-zeus-gacor/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*