
Sebuah pesawat militer, Antonov An-32, jatuh di kawasan perumahan di Sudan. Kecelakaan yang menimbulkan kebakaran hebat itu menewaskan 46 orang, beberapa personel militer dan warga sipil.
Angkatan Bersenjata Sudan mengonfirmasi kejadian Rabu (26/2/2025). Peristiwa nahas itu sendiri berlangsung Selasa malam, sesaat setelah pesawat itu lepas landas dari Pangkalan Udara Wadi Seidna, salah satu pusat militer terbesar militer di Omdurman, dekat ibu kota, Khartoum.
Para saksi mata menggambarkan mendengar ledakan keras dan melihat beberapa rumah dilalap api di daerah tersebut. Kecelakaan itu juga menyebabkan pemadaman listrik di lingkungan sekitar.
“Upaya pencarian masih berlangsung untuk menemukan para martir yang tersisa di bawah reruntuhan,” kata kementerian kesehatan yang berafiliasi dengan militer dalam sebuah pernyataan.
“Tim darurat segera membawa warga sipil yang terluka, termasuk anak-anak, ke rumah sakit terdekat,” tambahnya.
Sebuah sumber militer mengatakan bahwa kerusakan teknis menjadi penyebab kecelakaan itu. Mereka berbicara kepada AFP dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Perlu diketahui, kecelakaan itu terjadi di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang dimulai pada April 2023. Perang tersebut telah menyebabkan pertempuran yang meluas di seluruh negeri, termasuk di Khartoum, Darfur, dan Kordofan.
Kecelakaan itu terjadi sehari setelah RSF mengaku bertanggung jawab atas penembakan jatuh pesawat Ilyushin buatan Rusia di atas Nyala, ibu kota Darfur Selatan. RSF mengatakan pesawat itu hancur bersama awaknya.
Insiden ini menandai eskalasi dalam konflik yang berlangsung hampir dua tahun antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya, komandan RSF Mohamed Hamadan Daglo. Dulunya sekutu, kedua pemimpin ini telah menjadi rival dalam konflik yang telah menjerumuskan Sudan ke dalam apa yang digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia dalam ingatan baru-baru ini, yang menewaskan puluhan ribu orang.