Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, Lebanon. Hal ini diumumkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Sabtu (28/9), lantas dikonfirmasi Hizbullah.
Nasrallah terbunuh bersama dengan beberapa komandan lain. Salah satunya Komandan Front Selatan Hizbullah, Ali Karki.
Para pemimpin negara di TImur Tengah dan kelompok ‘Poros Perlawanan’ menanggapi pembunuhan tersebut. Secara garis besar, mereka berduka dan mengutuk perbuatan Israel.
Berikut tanggapan dari beberapa pemimpin dunia yang dikutip dari Reuters, Minggu (29/8/2024).
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei
“Merupakan kewajiban bagi semua Muslim untuk berdiri dengan bangga bersama rakyat Lebanon dan Hizbullah dengan sumber daya mereka dan membantu Hizbullah dalam menghadapi rezim yang merampas kekuasaan, kejam, dan jahat,” kata Khamenei dalam pernyataan tertulisnya.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas
Media resmi pemerintah Palestina, WAFA, mengatakan rasa duka Presiden Mahmoud Abbas.
“Presiden menyampaikan simpatinya yang tulus kepada pemerintah Lebanon dan rakyat Lebanon atas jatuhnya korban sipil akibat agresi Israel yang sedang berlangsung,” kata WAFA.
Kelompok Houthi, Yaman
“Kemartiran… akan meningkatkan kekuatan pengorbanan… tekad dan kesinambungan”.
Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia Al-Sudani
“Pembunuhan Nasrallah menunjukkan ambisi sembrono untuk memperluas konflik dengan mengorbankan seluruh masyarakat di kawasan serta keamanan dan stabilitas mereka”.
Pemimpin Politik Kristen Lebanon, Gebran Bassil
“Di hadapan Israel sebagai musuh bersama, kita tak punya pilihan lain selain bersatu sebagai masyarakat Lebanon”.
Mantan Presiden Lebanon, Michel Aoun
“Bahaya yang negara kita saksikan sebagai akibat dari agresi Israel yang sedang berlangsung memerlukan peningkatan solidaritas nasional ke tingkat tertinggi untuk melindungi dan memperkuat persatuan kita karena itulah keselamatan sejati”.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan
Dalam postingan di X setelah pembunuhan Nasrallah, Erdogan mengatakan dia mengutuk serangan di Lebanon sebagai bagian dari apa yang dia sebut sebagai kebijakan “genosida, pendudukan, dan invasi” Israel dan mengatakan dunia Muslim harus menunjukkan pendirian yang lebih “jelas”.