
PT Taspen (Persero) menyampaikan laba sepanjang tahun 2024 senilai Rp 1,2 triliun. Capaian tersebut naik 56% jika dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 804,77 miliar.
“Laba corporate tahun 2024 ini cukup tebal Bapak Ibu yaitu Rp 1,2 triliun, tapi ini asalnya bukan dari gabungan ya bukan dari THT sama Akumulasi Iuran Pensiun (AIP). Hanya dari Tabungan Hari Tua (THT) saja yang jumlah asetnya itu tadi yang saya sebutkan berjumlah Rp 149 triliun,” kata Direktur Utama Taspen Rony Hanityo saat rapat dengam Komisi XI di gedung DPR RI Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Rony menyampaikan, di dalam pembukuan Taspen, terbagi atas dua yaitu THT dan AIP. Jika digabung, kedua aset tersebut mencapai Rp 149,5 triliun.
“Untuk program THT juga dan AIP yang dititipkan kepada Taspen untuk dipupuk itu Rp 250,77 triliun,” imbuhnya.
Sementara rasio klaim THT Taspen sepanjang 2024 sebesar 257%. “Jadi for every dollar that we get atau Rp 1.000 yang kita terima kita harus bayarkan Rp2.570 gitu,” sebutnya.
Ia mengaku, antara iuran dan klaim tidak imbang, sehingga perseroan akan menutup dari hasil investasi dan fee based income atau pendapatan lainnya. Sepanjang tahun lalu, keuntungan investasi Taspen sebesar 7,68%. Angka tersebut jauh di atas pasar yang sekitar 6,3%-6,5%.
“Kemudian yield on investment untuk AIP sendiri adalah 7,24% juga di atas market gitu ya,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan, sebagian besar investasi Taspen ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN) dengan yield cukup tinggi, yaitu 7,24% dan kebanyakan untuk jangka panjang.
“Jadi artinya bila ada perubahan di makro ekonomi durasi panjang duluan yang biasanya apresiasi harganya lebih bagus. Kalau kita nggak trading pun paling nggak kita ada accrual kupon tiap 6 bulan kan untuk SBN,” pungkasnya.
.