Pakar mengingatkan ancaman persediaan amunisi Israel. Karena secara bersamaan adanya ancaman peningkatan serangan dari Iran dan Hizbullah yang melakukan lebih banyak tembakan roket.
Pasukan Pertahanan Israel atau IDF mencatat lebih dari 26 ribu roket rudal dan drone diluncurkan ke Israel dari berbagai arah sejak 7 Oktober 2023 hingga minggu lalu. Serangan itu berasal dari Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman dan Iran.
“Masalah amunisi Israel serius,” kata mantan pejabat senior pertahanan AS, Dana Stroul dikutip dari Business Insider, Rabu (23/10/2024).
Di sisi lain, AS juga sedang kesulitan memenuhi pasokan rudal pencegat ke Ukraina dan Israel sekarang.
Pada April lalu, IDF mengatakan serangan udara skala besar Iran berhasil ditangkis. Israel mengklaim 99% proyektil bisa dilawan.
Namun hanya berselang beberapa bulan, pada 1 Oktober, Israel mendapatkan serangan yang lebih merusak. Sejumlah rudal diketahui menghantam area di sekitar pangkalan udara Nevatim, serta sejumlah kecil serangan di bagian tengah dan selatan Israel.
Pensiunan Brigadir Jenderal dan yang mengawasi pertahanan udara Israel tahun 2015-2018, Zvika Haimovic menjelaskan Israel menghabiskan rudal lebih cepat dari yang bisa diproduksi.
Kepala eksekutif Israel Aerospace Industries, Boaz Levy mengakui soal kurangnya pasokan. Perusahaan tersebut merupakan produsen untuk rudal balistik Arrow Israel.
“Bukan rahasia lagi kami perlu mengisi kembali stok,” ucapnya.
Pihaknya, dia menambahkan telah bekerja keras selama 24 jam dan 7 hari seminggu untuk memenuhi kebutuhan senjata. Namun Levy juga memberi catatan produksi rudal pencegat butuh waktu lebih lama.
Namun peneliti dari University of South Wales, Ori Wertman mengingatkan soal narasi Israel kekurangan rudal. Dia meragukan negara itu benar-benar menghabiskan rudal pencegat.
“Menggunakan perang psikologis merupakan bagian dari perang. Khususnya di Timur Tengah,” kata dia.