Jadi Tempat Kriminal Parkir & Cuci Uang, Bank Ini Kena Denda Rp 47 T

Toronto-Dominion (TD Bank) Financial Group. (AP Photo/Mark Lennihan/File Foto)

Salah satu big bank yang beroperasi di Amerika Serikat (AS) Toronto-Dominion (TD) Bank setuju untuk membayar denda sekitar US$ 3 miliar (Rp46,84 triliun) kepada otoritas AS.

TD Bank mengaku bersalah pada hari Kamis atas tuduhan terkait pencucian uang dalam kasus yang diajukan oleh jaksa federal, yang mengatakan bahwa bank yang berbasis di Kanada tersebut “memudahkan” para oknum kriminal untuk membuka rekening, mentransfer dana, dan bahkan menyetorkan uang tunai dalam jumlah besar di cabang-cabangnya.

Mengutip laporan The New York Times, hukuman gabungan tersebut merupakan yang terbesar yang pernah dijatuhkan oleh otoritas AS kepada sebuah bank karena melanggar undang-undang anti pencucian uang, dan mencakup “batasan aset” yang mencegah TD Bank tumbuh lebih besar dari ukurannya saat ini.

Dokumen dakwaan federal memaparkan bagaimana, selama lebih dari satu dekade, karyawan TD Bank menerima suap dan mengabaikan aktivitas mencolok yang dilakukan oleh nasabah kriminal dari Kolombia dan tempat lain.

Dalam satu contoh yang dikutip oleh pihak berwenang, seorang pria Queens yang sebelumnya telah mengaku bersalah atas beberapa kejahatan memberikan kartu hadiah senilai lebih dari US$ 57.000 (Rp 890 Juta) kepada para pekerja bank sebagai imbalan atas izin pencucian uang senilai lebih dari US$ 470 juta (Rp 7,28 triliun). Jaksa mengatakan bahwa perilaku seperti itu merupakan rahasia umum di dalam bank.

Dalam dokumen dakwaan, tertera percakapan para pekerja bank yang melumrahkan aksi kriminal tersebut.

“Bagaimana itu bukan pencucian uang?” kata seorang karyawan cabang bertanya kepada yang lain setelah seorang nasabah diizinkan membeli cek bank senilai lebih dari US$ 1 juta (Rp 15,5 miliar) dengan uang tunai.

“Oh, itu 100% memang (pencucian uang),” jawab karyawan kedua, dikutip dari The New York Times, Jumat (11/10/2024).

Dalam contoh lain, seorang manajer cabang mengirim email kepada seorang kolega, “Kalian benar-benar harus berhenti, LOL (laugh out loud/ngakak).”

Namun, mereka tidak pernah menghentikan operasi tersebut.

Adapun pembatasan aset, yang digencarkan oleh Kantor Pengawas Mata Uang, dianggap sebagai hukuman paling drastis di industri perbankan.

TD Bank, dengan aset sekitar US$ 370 miliar, adalah bank besar pertama yang menghadapi langkah langka itu sejak Wells Fargo, yang telah dibatasi sejak 2018. Wells Fargo, yang juga merupakan salah satu big bank AS ekspansinya dibatasi karena serangkaian pelanggaran termasuk membuka rekening bank palsu untuk nasabahnya tanpa persetujuan mereka.

TD Bank pun mengaku bersalah atas tuduhan berkonspirasi untuk tidak mempertahankan program anti pencucian uang yang memadai dan tidak mengajukan laporan transaksi yang akurat. Cynthia Adams, kepala bagian hukum TD Bank di Amerika Serikat, mengajukan pembelaan atas nama anak perusahaan bank di AS di Pengadilan Distrik Federal di Newark, di hadapan Hakim Esther Salas.

Jaksa federal, dalam dokumen yang diajukan di pengadilan, mengatakan bahwa beberapa karyawan bank telah memungkinkan aksi pencucian uang oleh geng kriminal dan TD Bank lambat dalam mendeteksi dan mengatasinya. Jaksa mengatakan, pengawasan bank terhadap transaksi sangat longgar, sehingga dari tahun 2018 hingga April tahun ini, bank tidak memantau aktivitas sekitar US$18,3 triliun secara memadai.

Jaksa mengatakan mereka juga telah mendakwa lebih dari sejumlah orang, termasuk dua orang dalam bank.

“Prioritas pertumbuhan yang terus-menerus dari TD Bank atas kontrol memungkinkan karyawannya untuk melanggar hukum dan memfasilitasi pencucian ratusan juta dolar,” kata Michael J. Hsu, penjabat pengawas mata uang, dalam sebuah pernyataan.

“Pemberlakuan batasan aset akan memastikan bahwa bank berfokus pada pembangunan kontrol yang tepat yang sepadan dengan profil risikonya.”

Tindakan bersama tersebut melibatkan jaksa federal di New Jersey dan Washington, Federal Reserve, Kantor Pengawas Mata Uang, dan otoritas Perbendaharaan lainnya.

“Ini adalah hari yang menyedihkan dalam sejarah kami, yang sangat kami sesali,” kata kepala eksekutif TD Bank, Bharat Masrani.

https://cambodianyouth.org/

0 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*