Google mengumumkan berbagai fitur untuk ChromeOS yang difokuskan untuk kebutuhan belajar-mengajar dan aksesibilitas harian. Salah satu fitur unggulannya adalah kemampuan untuk mengontrol komputer hanya dengan kepala dan ekspresi wajah. Fitur ini pada dasarnya ditujukan bagi mereka yang memiliki gangguan motorik.
Fitur itu pertama kali diumumkan pada awal Desember lalu, dan sekarang dirilis untuk banyak pengguna Chromebook yang kompatibel. Google merekomendasikan untuk perangkat dengan RAM 8GB atau lebih, demikian dikutip dari The Verge, Kamis (23/1/2025).
Ini bukan kali pertama Google membawa fitur wajah-sebagai-kontrol kursor. Sebelumnya, Google telah membuat alat aksesibilitas AI open-source untuk game Windows yang disebut Project Gameface.
Selain itu, Google juga menjanjikan sejumlah besar Chromebook baru di 2025, dengan lebih dari 20 perangkat baru di lini Chromebook standar dan Chromebook Plus yang akan hadir tahun ini.
Microsoft Bawa Kiamat Keyboard
Tak hanya Google, Microsoft juga memiliki fitur yang menyebabkan ‘kiamat keyboard’. Fitur itu mengubah kebiasaan ngetik di laptop, sebab pengguna tak perlu lagi berinteraksi dengan perangkat menggunakan tangan, namun hanya mengandalkan mata saja.
Kemampuan itu terdapat dalam perangkat yang baru dipatenkan bernama Eye Gaze. Microsoft menyelipkan teknologi dwell-free yang bisa mengetik hanya dengan gerakan mata.
Saat teknologi ini digunakan, keyboard tersemat di mata sebagai layarnya. Microsoft tak lupa menyematkan AI pada paten barunya itu. Teknologi tersebut akan menghadirkan teks prediktif serta machine learning untuk memprediksi kata yang ingin ditulis pengguna.
Kata dapat diprediksi melalui beberapa aktivitas. Seperti jejak visual pada keyboard atau melihat huruf pertama dan terakhir.
Microsoft memberikan akses Eye Gaze pada perangkat ponsel, tablet, hingga PC. Ini dapat digunakan untuk mengirimkan pesan, email, menggunakan browser, mesin pencari hingga aplikasi lain yang memiliki opsi input teks.
Eye Gaze juga memiliki kemampuan lain selain mengetikkan kata menggunakan mata. Pengguna dapat menggunakannya untuk beraktivitas di dalam aplikasi dengan gerakan mata.
Misalnya untuk mengklik tombol di browser web. Selain itu juga bisa digunakan untuk mengatur suara atau kecerahan audio.