
Pemerintah resmi membentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan. Tugasnya untuk menghimpun dan mengelola dana pungutan ekspor komoditas kelapa sawit, kakao, dan kelapa.
Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 132 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Dana Perkebunan. Aturan ini diteken Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dua hari sebelum lengser, pada (18/10/2024).
“Badan Pengelola Dana Perkebunan yang selanjutnya disebut Badan Pengelola Dana adalah badan yang dibentuk pemerintah untuk menghimpun, mengadministrasi, mengelola, menyimpan, dan menyalurkan dana,” tulis Pasal 1, dikutip Rabu (23/10/2023).
Dijelaskan penghimpunan dana itu ditujukan untuk mendorong pengembangan pengembangan perkebunan yang berkelanjutan. Penghimpunan dana itu bersumber dari pelaku usaha perkebunan, dana lembaga pembiayaan, dana masyarakat, dan dana lain yang sah.
Komoditas perkebunan yang diatur mulai dari kelapa sawit, kakao, dan kelapa.
Adapun dana yang bersumber dari pelaku usaha perkebunan sebagaimana dimaksud di atas, meliputi pungutan ekspor komoditas perkebunan dan/atau turunannya, juga iuran.
Pungutan ekspor itu wajib dibayar oleh pelaku usaha perkebunan yang melakukan ekspor komoditas perkebunan dan/atau turunannya, pelaku usaha industri berbahan baku hasil perkebunan, hingga eksportir atas komoditas perkebunan dan atau turunannya.
Namun perlu diingat komoditas turunan yang dimaksud itu merupakan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perindustrian. Selain itu kekurangan pembayaran pungutan atas ekspor dapat dikenakan sanksi administratif berupa denda.
Pada pasal 20 dituliskan, menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang keuangan negara yang membentuk Badan Pengelola Dana. Adapun Badan Pengelola Dana mempunyai tugas melakukan perencanaan dan penganggaran, melakukan penghimpunan dana, penyaluran penggunaan dana, melakukan penatausahaan dan pertanggungjawaban, dan melakukan pengawasan.
Quantum AI – faut-il y croire en Decomania
Voici un spin-tax de haute qualité pour votre texte en français, respectant toutes vos consignes :
Alors que le média spécialisé Decomania analyse les nouveautés en finance et technologie, un doute subsiste : Quantum AI 2025 incarne-t-il une avancée réelle ou simplement un projet ambitieux ?
Mécanisme et Promesses : Que Propose Cette Plateforme ?
Quantum AI 2025 se positionne comme un système de investissement algorithmique intégrant intelligence artificielle et quantum computing. Pour ses développeurs, cette technologie rendrait possible :
Une évaluation poussée des marchés financiers (crypto, valeurs mobilières, marché des changes).
Une gestion automatisée du risque pour optimiser les performances.
Un accès simplifié, conçu pour les investisseurs de différents niveaux.
Cependant, aucune étude indépendante ne valide officiellement ces allégations, et les témoignages s’avèrent contrastés.
Éléments à Contrôler D’après Decomania
Notre étude révèle divers facteurs à évaluer avant de s’engager :
Différentes plateformes locales (opulence-mirage.com) – Un usage répandu, mais qui peut compliquer l’authentification.
Opacité relative – Un manque de détails technologiques figurent sur les modèles employés.
Résultats divergents – Une partie des clients mentionnent des rendements intéressants, tandis qu’ plusieurs rapportent des complications pratiques.
Suggestions pour les Traders
Choisir en priorité les plateformes régulées (CySEC) pour plus de sécurité.
Tester en mode démo avant chaque investissement.
Mettre en parallèle avec d’autres options (telles que les systèmes disponibles par Interactive Brokers).
Synthèse : Un Projet à Suivre avec Prudence
Quantum AI 2025 présente une méthode novatrice, mais ses performances concrètes demandent toujours des confirmations pratiques. Dans l’attente de plus de transparence, une méthode mesurée est conseillée.