Satu Hari Berubah Jadi 25 Jam, Peneliti Beberkan Penyebabnya

Mohammed Moustafa menunjukkan sebuah arloji yang dikenakan oleh almarhum ayahnya, Hussein Moustafa, 70 tahun, selama penembakan di Christchurch, di rumah mereka di Christchurch, Selandia Baru, 30 Maret 2019. Arloji itu adalah hadiah dari Mohammed kepada ayahnya. Pada saat serangan, Mohammed sedang berada di luar negeri dan cemas ketika dia tidak bisa mendapatkan ayahnya. Beberapa teman mengatakan ayahnya berhasil keluar dari masjid sementara yang lain memiliki laporan yang bertentangan. Dalam pencariannya atas jawaban, Mohammed akhirnya duduk untuk menonton video serangan itu hanya untuk melihat bahwa seorang pria yang mirip ayahnya, yang memakai jam tangan yang sama, telah jatuh. (REUTERS / Edgar Su)

Dari buku-buku pelajaran, kita tahu bahwa satu hari terdiri dari 24 jam. Namun ternyata hal ini bisa berubah di masa depan.

Sebagai informasi satu hari dihitung saat Bumi berotasi. Saat ini putaran tersebut menghabiskan 24 jam.

Menurut penelitian, waktu 24 jam untuk satu kali putaran Bumi telah bertambah sejak miliaran tahun lalu. Saat 1,4 miliar tahun lalu, satu hari tercatat hanya 18 jam saja.

Semua ini dikarenakan jarak Bulan yang kian menjauh dari Bumi. Perubahan durasi rotasi itu terungkap dalam sebuah penelitian dari University of Wisconsin-Madison.

“Saat Bulan menjauh, Bumi berputar melambat seperti peselancar es. Sekitar 1,5 miliar tahun lalu, jarak Bulan cukup dekat dengan interaksi gravitasi Bumi yang bisa menghancurkannya,” kata profesor di University of Wisconsin-Madison, Stephen Meyers, dikutip dari Indian Express.

Menurut penelitiannya bersama tim, bulan terus menjauh dengan Bumi. Ini ditemukannya melalui alat TimeOptMCMC yang dikembangkan Meyers bersama dengan profesor riset di Columbia, Alberto Malinverno.

TimeOptMCMC merupakan pendekatan statistik yang membantu menentukan hubungan antara hari dengan jarak Bumi dan Bulan.

Hasilnya Bulan menjauh dengan kecepatan 3,82 centimeter pertahun. Dengan hitungan tersebut, bukan tak mungkin satu hari akan berdurasi 25 jam pada 200 juta tahun lagi.

Menurut para ilmuwan, temuan itu disebut sebagai siklus Milankovitch. Ini merupakan saat penentuan dimana sinar Matahari didistribusikan di Bumi dan ritme iklimnya.

Penelitian yang sama pernah dilakukan juga oleh ilmuwan Rusia Jacques Laskar. Penelitiannya tahun 1989 terkait kekacauan tata surya.

Indian Express menyebut penelitian Wisconsin menekankan lebih jauh soal pergeseran Bulan dan dampaknya pada Bumi.

https://huat138.jp.net/
https://jagohuat.shop/
https://terushuat.site/
https://epal-shop.com/
https://heylink.me/KAS138__/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*