Penasihat Presiden Bidang Energi, Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan skema subsidi energi yang saat ini berlaku termasuk subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia belum tepat sasaran. Oleh karena itu, kemungkinan akan ada perubahan dalam skema subsidi tersebut.
“Betul itu dikatakan (perubahan skema subsidi) … karena (subsidi saat ini) tambah gede,” ujar Purnomo saat ditanya perihal subsidi energi termasuk untuk BBM dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang belum tepat sasaran, ditemui di sela acara Seminar Publik Centre For Science and International Studies (CSIS), di Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Purnomo menjabarkan, saat ini ada dua kemungkinan skema subsidi BBM cs yang bisa diberlakukan di Indonesia. “Ada dua pilihan, selalu saya katakan kalau itu pilihan ujung-ujungnya keputusan politik, political decision antara legislatif dan eksekutif,” tegasnya.
Pertama, Purnomo mengatakan bahwa skema subsidi BBM cs yang saat ini masih dikerahkan untuk produknya, bisa diubah menjadi bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat yang membutuhkan.
Jika ini yang dipakai, kemungkinan bisa membuat harga BBM cs yang saat ini disubsidi oleh pemerintah menjadi harga keekonomian.
“Satu, kalau aku mau make subsidi langsung harga harus bertahap naik sampai ke harga keekonomian harga pasar, tapi kemudian kan ada pendapatan tambahan itu dikembalikan ke rakyat dengan BLT atau dengan cash transfer, satu,” kata Purnomo.
Kedua, lanjut Purnomo, skema subsidi yang bisa dilakukan adalah dengan sistem kuota, alias subsidi masih diberikan pada jenis produknya, namun perlu ada pemutakhiran data masyarakat yang memang berhak menerima atau membeli produk energi yang disubsidi tersebut. “Pilihan kedua, seperti sekarang, tapi pakai sistem kuota, jadi targeting,” paparnya.
Dengan begitu, kata Purnomo, pemerintah harus memutar otak untuk menentukan skema subsidi apa yang cocok untuk diberlakukan khususnya untuk BBM cs. “Berarti kan nggak tepat sasaran, itu yang mesti direview juga untuk beberapa komoditi yang subsidi Pertalite, Solar, B35, LPG, minyak tanah, (listrik golongan) R1, R2,” tandasnya.